5 Teknologi Masa Depan Yang Akan Mengubah Dunia
5 Teknologi Masa Depan Yang Akan Mengubah Dunia - Setiap orang bisa dengan mudah mengenali teknologi saat ini, tapi apakah mereka tahu dimanakah ujungnya? Tak ada seorang pun yang benar-benar mengetahuinya. Namun, manusia cuma bisa melakukan sedikit langkah demi langkah untuk mengembangkan peluang itu menjadi nyata.
Dari sekian banyak transformasi teknologi yang hadir, ada sebagian yang membuat kita tercengang dan terpana. Bagaimana tidak, selain canggih, ia juga bisa memberikan solusi sepuluh langkah ke depan, terhadap permasalahan yang akan dihadapi manusia di dunia. Inilah 5 Teknologi Masa Depan Yang Akan Mengubah Dunia.
1. Graphene
Adakah bahan yang 500 kali lebih kuat dari baja dan sekaligus bahan yang paling ringan di dunia? Siapa sangka, Graphene adalah jawabannya. Banyak peneliti yang menghabiskan waktu untuk mencari tahu bagaimana mengembangkan graphene. Selama 150 tahun perkembangan Graphene tak satupun yang inovasinya viral. Namun kehadiran Andre Geim dan Konstantin Novoselov memang telah memukau semua orang. Mereka mampu membuat Graphene dari magic tape. Sehingga hadiah Nobel Fisika pantas diberikan atas uji eksperimen yang tak diduga sebelumnya.
Mungkin kalian masih bingung, apakah fungsi Graphene yang sesungguhnya? Nah, supaya lebih jelas, mari simak penjelasan berikut:
1. EnergiYang kita tahu, energi itu adalah sumber daya, dan sumber daya itu adalah baterai. Sepanjang yang kita mengerti, baterai adalah sebagai tempat atau wadah untuk menyimpan energi itu sendiri. Tapi sebelum energi disimpan maka harus dilakukan pengecasan terlebih dulu. Kira-kira, bila kalian mengisi daya ponsel, berapa lama waktu yang dibutuhkan supaya sampai penuh? Bisa 30 menit, 15 menit? Graphene bisa melakukannya hanya 5 detik saja. Impossible? Itulah kenyataannya. Laman nanowerk.com sudah sangat detail menjelaskan bagaimana baterai graphene bekerja.2. Memurnikan AirPernahkah kalian terbayang, jika suatu saat nanti sumber air bersih habis? Apa yang akan terjadi jika air bersih menjadi langka? Tentunya kepunahan manusia bukanlah angan-angan. Ternyata peneliti sudah memprediksi hal ini dari awal. Seiring kerusakan bumi yang semakin parah, air bersih pun sudah mulai susah didapat. Untunglah teknologi Graphene bisa mengatasi kekhawatiran itu. Graphene mampu memurnikan air 3 kali lebih cepat dari alat pemurnian lainnya. Dengan Graphene air laut pun bisa dikonsumsi. Apakah air got juga bisa? Mungkin kalian bisa mencobanya.3. Untuk Bahan KonstruksiSalah satu kemampuannya yang lebih hebat lagi, ia juga mampu menjadi bahan dasar pembuatan cat, tanpa korosi dan tanpa karat. Karena sifatnya sebagai penghantar yang baik, Graphene mampu mentranformasi energi dari matahari menjadi listrik. Sehingga, selain bangunan rumah tidak keropos, ia juga mampu menjadi solusi listrik tanpa batas.4. MedisSalah satu alat pendukung fisioterapi medis adalah transducer. Jika belum tahu apa itu transducer, kalian bisa lihat artikel:Graphene disempurnakan sebagai bahan inti didalam biosensor yang bisa mendeteksi banyak penyakit kronis. Jika dilakukan dengan tepat, maka graphene sangat cocok diaplikasikan menjadi transducer yang lebih sempurna. Tentunya dunia medis tidak akan melewatkan kesempatan ini. Untuk teknologi yang lebih akurat mungkin hal itu bukanlah sesuatu yang sia-sia.ElektronikSelain penerapannya menjadi energi, graphene juga sebagai bahan dasar membuat microchip yang super tipis. Apakah mungkin setipis kulit bawang? Sangat mungkin. Selama ini kita hanya tahu bahwa "wafer" sudah cukup canggih untuk diolah menjadi chip. Ternyata sebaliknya, graphene lebih bisa diunggulkan dari semua bahan yang ada. Ini merupakan terobosan baru di dunia teknologi yang akan mengubah segalanya.
2. Peternakan Terapung (Floating Farms)
Kedengarannya memang sedikit lucu. Untuk apa peternakan dibuat diatas air? Bukankah lebih masuk akal jika beternak di tanah dengan lapangan yang luas? Sebenarnya memang begitu, tapi pernahkah kalian tau jumlah manusia yang akan menghuni dunia ini tahun 2050? Berdasarkan data yang dikutip dari smart floating farms, setidaknya daerah perkotaan akan bertumbuh sebesar 185%. Sehingga untuk menciptakan smart city maka diambil sebuah langkah cerdas bagaimana supaya kebutuhan pangan di kota tetap terjaga dan mengurangi segala resiko kekurangan pangan. Mereka memelihara sapi untuk memproduksi susu dan daging tanpa harus mengeluarkan biaya yang mahal.
3. Rumah Pintar (Connected Homes)
Bukan hanya ponsel yang bisa pintar, kedepannya rumah juga bisa. Berkat teknologi IoT (Internet of Things), perangkat elektronik di rumah akan bisa terhubung dengan manusia. Kelak, lampu akan dikontrol dari ponsel, kalian akan ngomong "buka gerbang" maka pintu akan terbuka. Hampir seperti fiksi bukan? Kenyataannya, konsep rumah pintar sudah ada didepan mata.
Eksperimen tentang arduino telah banyak dikembangkan di berbagai negara. Teknologi ini juga memungkinkan kalian tidak akan khawatir telat untuk jadwal penerbangan. Panel display dirumah anda akan memberitahu waktu yang tepat ketika kamu bepergian. Pokoknya hidup akan selalu dipermudah dengan konsep connected homes. Bila kalian lupa mematikan kompor masak, maka kamu dapat melakukannya dari pesawat tanpa susah payah menyuruh tetangga melakukannya. Belum puas lagi? Ketika TV menyediakan channel sebagai bahan hiburan, maka IoT mengajak kalian untuk berbicara dengannya sepanjang yang kalian mau.
4. Edge Computing
Ini adalah sangkalan atas masalah yang disebabkan efek dari rumah pintar. Sebuah studi dari IHS Markit dan UN Population Stat menyatakan bahwa pada tahun 2020 diprediksi 5 miliar orang akan terhubung dengan 30-50 miliar benda dan mesin. Bahkan, pada tahun 2030 disebut perangkat yang terhubung akan mencapai 125 miliar, dengan rata-rata pertumbuhan 12% per tahun. Itu berarti, dengan semakin banyaknya manusia dan perangkat yang terhubung, membuat jaringan internet akan semakin lambat (latensi).
Sederhananya begini, ketika kita tidak mempunyai ruang penyimpanan yang cukup di komputer, kemanakah kalian akan menyimpannya? Tentu "cloud" adalah solusinya. Tapi, kini masalah kembali muncul, ketika kamu tidak mempunyai koneksi internet. Bagaimana kamu bisa mengakses cloud? Pusing kan? Disinilah "edge computing" ambil peran. Jadi kalian gak perlu mengandalkan cloud untuk melakukan banyak pekerjaan sekaligus. Kalian bisa membuat cloud tersendiri ibarat PC personal. Sehingga, kalian dapat mengkontrol nya dengan cepat. Karena jarak sumber data dekat dengan pengendali pusat.
Tapi kalian belum bisa berpuas hati, edge computing juga menghadirkan kekurangan yang sangat berisiko terhadap peretasan. Hal itu disebabkan karena jaraknya yang sangat dekat dengan pusat data tadi. Jika kalian tidak ingin hal itu sampai terjadi, maka dibutuhkan komputasi yang lebih besar untuk membuatnya lebih aman dari serangan luar.
5. GPT3
GPT (Generator Pre trained Transformer) adalah model bahasa auto regresif untuk menghasilkan teks seperti manusia. Melakukan baca dan tulis yang disempurnakan melalui kecerdasan buatan (Artificial Intelligence). Kini kecerdasan buatan sudah memasuki babak baru, dimana sebuah mesin telah mampu menterjemahkan gambar menjadi sebuah kata sebagai keluaran outputnya. Sistem ini sejatinya sudah diterapkan pada algoritma Google, namun masih menyisakan serangkaian masalah. Algoritma itu disebut API (Application Programming Interface).
Sebagai contoh, saya melakukan test algoritma Google terhadap gambar "gula" meskipun saya tidak membuat nama pada gambar tersebut. Memang benar, mesin menjawab bahwa gambar itu adalah gula. Tapi, ketika saya meng-upload gambar "garam" ternyata algoritma menjawab bahwa gambar itu tetap "gula". Ini disebabkan karena bentuknya yang sama-sama butiran kecil dan berwarna putih, sehingga API belum mampu secara sempurna dalam membedakan kedua gambar. Namun, bukan hal yang tidak mungkin, bahwa di masa depan semua hal itu bisa terpecahkan.
Kesimpulan:
Teknologi masa depan adalah serangkaian sarana pelengkap kebutuhan manusia di masa yang akan datang. Kesungguhan untuk menciptakan teknologi yang tepat guna adalah hal yang sulit. Tak heran jika para peneliti telah menghabiskan banyak waktu, tenaga, pikiran dan uang hanya untuk sebuah kesempurnaan. Sehingga, kita sebagai pengguna mesti menghargai itu. Apapun teknologinya, hendaknya manusia mampu beradaptasi dan memanfaatkannya dengan positif. Karena sesungguhnya teknologi itu bisa menjadi baik dan bisa juga menjadi buruk bahkan membuat suatu kehancuran.
Kalian bisa baca juga, Bagaimana Cara Menilai Kemajuan Suatu Teknologi
Saya rasa sekian dulu artikel kali ini, jika bermanfaat silahkan dishare. Jika ada ide dan masukan, bisa ditulis di komentar. Terimakasih
(Obenk)