Bagaimana Cara Anda Menilai Kemajuan Suatu Teknologi
Masih ingatkah anda dengan sebuah pernyataan Arthur C Clarke yang mengatakan bahwa: "people just not believe that they will talking to machine" yang artinya "Orang-orang tidak percaya kalau suatu ketika mereka akan berbicara dengan mesin" dan; "men will no longer commute but they will communicate", "Orang-orang tidak akan lagi berkumpul, tapi berkomunikasi".
Ternyata Arthur telah lama memprediksi hal ini. Apa yang kita rasakan sekarang sudah dituangkan dalam tulisannya sejak perang dunia kedua. Sejak dulu beberapa teknologi itu mungkin sudah ada dan sedang dikembangkan, dan kemunculan nya saat ini hanyalah sebagai penyempurnaan saja. Seberapa hebat pun kemajuan itu, Arthur mengatakan bahwa itu tidak ada bedanya dengan magic. Kata "magic" mungkin hanyalah sebuah sudut pandang. Mungkin saat ini kita bisa menyebutnya sebagai "sains". Bagi saya "science" adalah sebuah penemuan, penyempurnaan, dan suatu perubahan untuk kebutuhan manusia itu sendiri (aims of human life).
Atau, bila menilik kutipan seorang Hugo Gernsback-1922, yang memprediksi akan tiba waktunya sebuah kota akan berada di awan (floating city). Hal itu sudah digambarkan dalam sebuah film fiksi yang berjudul "Elysium". Jika belum nonton film nya, paling tidak baca dulu sinopsis ya guys. Disitu digambarkan terjadinya suatu diskriminasi antara si kaya dan si miskin. Jika si miskin sakit, maka mereka harus terbang dengan pesawat ke kota awan, dimana teknologi canggih medis hanya ada disana, yang tentunya dengan harga yang mahal.
Bila melihat keadaan itu, jika kemajuan teknologi untuk mempermudah manusia, kenapa harus membuatnya jadi rumit? Lantas, apakah kita akan menyebut teknologi adalah suatu kemunduran? Bisa dijawab sendiri. Sejatinya, teknologi bisa menjadi lebih baik bahkan bisa membuatnya lebih buruk.
Memang jika diriset lebih lanjut, membahas teknologi memang gak ada habisnya. Teknologi Quantum saja yang jika dibahas gak akan ada ujungnya. Dan gak usah jauh-jauh, sebuah kalkulator, yang secara konvensional hanyalah sebuah alat untuk melakukan perhitungan dan begitu cepatnya disempurnakan menjadi sistem yang lebih luas yaitu komputer (to compute).
Saya ambil contoh lagi, sebuah ponsel jadul yang secara fungsi dan penggunaanya jauh tertinggal dengan kehadiran smartphone, ternyata mampu dipergunakan sebagai pelengkap teknologi di jaman modern. Di laman usatoday.com "9 ways to re-use your old cell phone" menulis artikel seberapa pentingnya penggunaan ponsel jadul dalam abad ke-20. Bagaimana mungkin sebuah ponsel Nokia 3315 masih dipakai dalam hiruk pikuk kesibukan manusia kekinian? Jika dipikir-pikir memang gak mungkin, sangat sulit. Kita justru akan lebih banyak tertinggal dalam hal apapun. Tapi kenyataan nya? Masih banyak tuh orang-orang yang pakai. So, kembali lagi Its about personal choice guys.
Atau dengan kehadiran SSD dalam teknologi komputer misalnya, apakah kita akan membenci hardisk? Tentu tidak, jelas hardisk masih banyak dibutuhkan sebagai media penyimpanan. Justru lebih boros jika SSD dipakai untuk menyimpan data rekaman CCTV, yang basic nya rewriting. Memang, secara kinerja SSD beberapa langkah sudah mendahului. Namun, kedua-duanya masih sangat penting untuk disandingkan.
Tentunya masih banyak lagi teknologi diluar jangkauan nalar manusia. Dan mereka (para peneliti) akan berdebat alot tentang keilmuan dan penemuannya itu. Sehingga saya yakin, kata-kata Einstein "Tuhan tidak sedang bermain dadu" merupakan suatu pemecahan masalah yang sesungguhnya hanya sebuah ketidaktahuan. Namun, kita gak bisa mengesampingkan hal itu, karena sains tetaplah sains yang dasarnya ilmu kepastian dan berbanding terbalik dengan fiksi.
Artikel ini hanya sebuah sudut pandang saya, bagaimana kalian memaknai nya? Tulis di komentar ya guys - (Obenk)